Mediautama.co.id – Pemerintah Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, memanfaatkan momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H untuk mendorong pelayanan publik berbasis budaya melalui kegiatan Syuroan ke-46 dan Ruwatan Desa, Minggu (6/7).
Tak hanya menjadi ruang ekspresi budaya dan keagamaan, kegiatan tahunan ini juga dimanfaatkan untuk memberikan layanan sosial langsung kepada masyarakat, seperti sunat massal, pemeriksaan gula darah gratis, dan donor darah.
“Ini adalah cara kami memadukan nilai-nilai tradisi dengan kebutuhan pelayanan masyarakat. Bukan hanya memperingati 1 Muharram atau ulang tahun kabupaten, tapi juga memperluas akses masyarakat terhadap layanan dasar,” kata Kepala Desa Sambirejo Timur, Mhd. Arifin.
Kegiatan berlangsung sejak pagi hingga dini hari di Jalan Sempurna, Dusun II Mawar. Ratusan warga dari berbagai dusun berkumpul mengikuti seluruh rangkaian acara yang dirancang secara gotong royong oleh panitia desa dan warga.
Layanan donor darah terlaksana melalui kerja sama dengan PMI Kabupaten Deli Serdang. Pemeriksaan kesehatan melibatkan tim dari Puskesmas Bandar Khalipah Rayon Sambirejo Timur. Sedangkan pelaksanaan sunat massal difasilitasi oleh anggota DPRD Deli Serdang Misdianto SE bekerja sama dengan dokter desa.
Kegiatan malam harinya diisi dengan pertunjukan wayang kulit yang menghadirkan dalang Ki Joko Santoso dari Siantar. Pertunjukan tersebut menjadi sarana pelestarian budaya sekaligus hiburan rakyat yang sarat pesan moral.
“Syuroan ini sekaligus refleksi atas capaian pembangunan di tingkat desa dan kabupaten. Kami ingin menunjukkan bahwa pelayanan publik bisa dijalankan dengan pendekatan budaya,” ujar Arifin.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Percut Sei Tuan A. Fitriyan Sukri SSTP MAP, Kepala Desa Amplas Edi Purwanto, serta para tokoh agama dan masyarakat seperti Ustadz Yub Supendri dan Nasib Sholihin SPd MAP.
Ketua Panitia Ustadz Apriyarmin SPdI mengapresiasi seluruh warga yang telah berpartisipasi, baik secara tenaga maupun materi. “Dukungan masyarakat luar biasa. Ini bukti bahwa tradisi yang dikemas dengan nilai pelayanan publik akan terus hidup dan berkembang,” ujarnya.
Arifin berharap ke depan kegiatan ini dapat menjadi model kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak eksternal dalam memperkuat pelayanan sosial berbasis kearifan lokal.
